Gawea ukara nganggo tembung Saloka kodhok nguntal gajah​

Gawea ukara nganggo tembung Saloka kodhok nguntal gajah​


Jawaban Gawea ukara nganggo tembung Saloka kodhok nguntal gajah​

  • Sampean karo wong kae ibarat kodhok nguntal gajah.
  • Ojo dadi kodhok nguntal gajah

Pembahasan

Ukara nganggo tembung saloka kodhok nguntal gajah adalah sebagai berikut, namun sebelum kesana apa itu tembung saloka

Tembung saloka adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menyampaikan rasa kebahagiaan atau suka cita. Tembung ini sering digunakan dalam konteks perayaan atau acara-acara keagamaan seperti pesta pernikahan, upacara adat, atau kelahiran bayi. Tembung ini juga digunakan dalam konteks pribadi untuk menyampaikan rasa senang atas kesuksesan atau keberhasilan yang didapat. 

Tembung saloka juga dapat digunakan untuk menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat yang diterima. Tembung ini sangat erat kaitannya dengan budaya Jawa yang penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Atau jika dalam bahasa indonesia bisa saja disebut dengan peribahasa.

Nah di dalam tembung saloka biasanya berbentuk kata dari benda - benda atau mahkhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan sebagainya. Dan biasanya kalimatnya seperti kontradiktif. Contohnya seperti

Kebo nyusu gudhel, atau dalam bahasa Indonesia Kerbau menyusu anak sapi. Diartikan disini bahwa kerbau adalah orang tua, gudhel sebagai anak sapi diartikan sebagai anak-anak/remaja. Arti dari tembung saloka ini berarti, orang tua yang malah belajar kepada anaknya.

Kethek Saranggon, atau dalam bahasa Indonesia "Kumpulan monyet di saung" dimaksudkan disini monyet diartikan sebagai orang yang jahat atau buruk, kemudian tembung saloka ini bermakna bahwa terdapat orang buruk yang berkelompok/rombongan